Rabu, 27 Februari 2013

CARA MENANGKAL SIHIR

Ada dua cara dalam menanggulangi bahaya yang ditimbulkan karena kejahatan ilmu sihir, Pertama: dengan ruqyah syar’iyyah yang diperbolehkan. Dan kedua: ruqyah syaethaniyyah, cara yang tidak diperkenankan oleh Allah dan RosulNya.

RUQYAH SYAR’IYYAH

Syekh Muhammad Nasiruddin Al Albani menyebutkan: “Ruqyah syar’iyyah adalah cara penyembuhan dengan membacakan ayat al qur’an atau do’a yang bersumber dari as sunnah yang shahih.” (Dhaif sunanut tirmidzi, hal: 231-232).

Syarat-syarat Ruqyah Syar’iyyah:
Syeikh Sulaeman At Tamimy berkata: “Imam Suyuthy berkata: Para ulama telah sepakat akan diperbolehkannya ruqyah syar’iyyah dengan syarat:
1. Menggunakan perkataan Allah Azza wa Jalla atau dengan nama-nama dan sifat-sifatNya.
2. Menggunakan bahasa arab dan dengan sesuatu yang bisa difahami artinya.
3. Berkeyakinan bahwa ruqyah dengan sendirinya tidak memiliki pengaruh kecuali dengan taqdir Allah Azza wa Jalla.” (lihat: Taisirul Azizil Hamied, hal: 167)

Cara Pengobatan Dengan Ruqyah Syar’iyyah
a. Langkah preventif, (sebelum terjadinya sihir): membentengi diri dengan dzikir dan do’a harian yang diajarkan oleh Rosulullah SAW, membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardu dan ketika akan tidur, membaca s. Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas, setiap selesai shalat fardu dan di waktu pagi dan petang sebanyak tiga kali, dan begitu juga ketika akan tidur, serta membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqoroh di awal malam.

Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang membaca ayat kursi di waktu malam, maka Allah akan menjaganya, dan setan tidak mendekatinya sampai pagi.” Dan di dalam hadits yang lain: “Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqoroh di waktu malam, maka Allah akan menjaganya.”

Demikian juga dengan memperbanyak berlindung kepada Allah Azza wa Jalla dengan do’a:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَاخَلَقَ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah diciptakan.”

Dibaca di waktu siang dan malam, dan ketika menempati suatu tempat, baik itu rumah, padang pasir, hutan ataupun laut dan udara, karena Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menempati suatu tempat, kemudian ia mengatakan: (A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa khalaq), maka ia tidak akan ditimpa oleh suatu bahaya apapun sehingga ia meninggalkan tempat itu.”

Demikian juga dengan memperbanyak bacaan:

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَيَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فيِ الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dengan nama Allah, tidak ada yang membahayakan bersama namaNya sesuatupun yang ada di bumi dan di langit, Dia Maha mendengar dan Maha mengetahui.”

Dibaca di awal waktu siang dan awal waktu malam, sebanyak 3 x sebagaimana telah disebutkan oleh Rosulullah SAW karena hal itu sebab terjaganya dari segala kejelekan.

Dzikir-dzikir dan wirid ini adalah salah satu sebab terbesar yang dapat menjaga dari kejahatan ilmu sihir dan kejahatan lainnya bagi orang yang selalu menjaganya dengan penuh ketulusan yang didasari oleh keimanan kepada Allah dan menyandarkan diri kepadaNya serta ketundukan hati dalam menerima segala konsekwensi dan tuntutannya. Dan demikian pula ia merupakan senjata terampuh dalam menghilangkan sihir setelah menimpanya, bila disertai dengan ketundukan kepada Allah dan permohonan kepadaNya agar Ia menyingkapkan bahaya dan penyakitnya.

Langkah Rehabilitatif (Setelah terjadinya sihir)

Di antara do’a-do’a yang shahih dalam menyembuhkan penyakit-penyakit yang disebabkan dari ilmu sihir atau kejahatan lain, adalah do’a ruqyah Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bagi para sahabatnya, yaitu:

(
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً).

“Ya Allah, Robb manusia, hilangkanlah rasa sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” ( Dibaca sebanyak 3 x)

Begitu pula dengan do’a Malaikat Jibril AS ketika beliau meruqyah Rosulullah SAW, dengan do’anya:

(
بِسْمِ اللهِ أُرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أُرْقِيْكَ)

“Dengan nama Allah, aku menjampimu dari segala yang menyakitkanmu dari kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku menjampimu.” (dibaca 3 X)

Dan diantara cara pengobatan sihir setelah terjadinya juga, terutama hal ini dapat bermanfaat bagi laki-laki yang tidak bisa mengauli istrinya, adalah: “Ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau, tumbuklah dengan batu atau dengan alat lain, letakkanlah dalam sebuah bejana, kemudian tuangkanlah kedalam air yang cukup untuk dipakai mandi, dan bacakanlah kedalamnya ayat kursi, surat Al kafirun, surat Al Ikhlas, surat Al Falaq dan surat An Naas, kemudian bacakan juga ayat-ayat yang berkenaan dengan sihir, seperti surat Al A’raf ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82, dan surat Thaha ayat 65-69. Setelah ayat-ayat tersebut dibacakan ke dalam air itu, minumlah tiga tegukan, kemudian sisanya digunakan untuk mandi. Dengan demikian, insya Allah penyakit itu akan hilang. Dan jikalau diperlukan, lakukanlah dua kali atau lebih sehingga penyakit tersebut hilang.”

Dan di antara pengobatan sihir yang dapat bermanfaat juga –bahkan ini merupakan cara paling ampuh dalam membasmi sihir adalah dengan cara berusaha mencari tempat disimpannya sihir yang dipergunakan, baik itu di dalam tanah, di atas gunung, atau di tempat lain.

Apabila telah diketahui, keluarkan dan musnahkanlah, maka sihirnyapun akan leyap.

Inilah diantara pengobatan yang disyariatkan dalam menanggulangi penyakit yang ditimbulkan oleh ilmu sihir.

RUQYAH SYAETHANIYYAH

Ruqyah syaethaniyyah adalah cara pengobatan sihir dari pasien dengan memohon bantuan kepada tukang sihir untuk menyembuhkannya, atau menyembuhkan sihir dengan sihir serupa dari tukang sihir yang lain.

Cara seperti ini biasa dipergunakan oleh para tukang sihir dengan cara mendekatkan diri kepada jin dengan menyembelih binatang atau dengan bentuk ketaatan lain kepadanya. Cara seperti ini tidak diperkenankan dalam Islam, karena termasuk ke dalam pekerjaan setan dan bahkan termasuk syikrik akbar. Oleh sebab itu sepatutnya kita senantiasa berwaspada, sebagaimana kita juga tidak diperbolehkan untuk mengobatinya dengan bertanya kepada dukun, peramal dan tukang tenung, atau dengan membenarkan ucapan mereka, karena mereka adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Azza wa Jalla, para pembohong, yang telah mengaku bahwa mereka mengetahui ilmu ghaib serta menipu manusia. Oleh sebab itulah Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan kita sekalian agar tidak datang kepada mereka, beliau bersabda:

من أتى عرافا أو كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم.

“Barang siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang ia katakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.” (HR. Abu Dawud). Dan ketika Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang ruqyah bentuk kedua ini, beliau bersabda:

هي من عمل الشيطان

“Dia (nusyroh atau ruqyah bentuk ini) adalah dari perbuatan setan.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

*)Oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, lihat Hukmus Sihri wal Aahanah wa Maa Yata’allaq Biha, hal: 8-15
Blogger Template by Clairvo